Rahim Pengganti

Bab 31 "Kita Cek Dulu"



Bab 31 "Kita Cek Dulu"

0Bab 31     

Kita Cek Dulu     

Kondisi Bian sudah mulai membaik, saat ini mereka berdua sedang berada di rumah Mama Ratih. Bukan tanpa sebab kedua nya berada di sana, sejak Mama Ratih mengetahui bahwa anaknya kecelakaan. Di saat itu juga, Mama Ratih meminta anak dan menantu nya untuk datang ke rumah.     

Saat ini Bian sedang berada di dalam kamarnya. Sejak menikah dengan Carissa pria itu sering datang ke tempat ini, berbeda saat dulu bersama Della. Untuk menginap pun, Della hanya mau di kamar tamu, entah apa alasannya yang jelas Bian terlalu sering menahan kesalnya kepada sang istri.     

Ceklek     

Pintu kamar itu terbuka, Bian menatap ke arah pintu berharap istrinya yang masuk namun, ternyata buka. Helaan napas berat terdengar jelas, Bian segera memalingkan kembali pandangannya.     

"Mas!!" panggil Siska.     

Pria itu kembali menatap ke arah ponselnya, dia berharap jika yang masuk ada istrinya namun, ternyata bukan hal itu benar benar membuat Bian kesal. Entah kenapa sejak keluar dari rumah sakit, membuat Bian semakin tidak bisa jauh dari istrinya itu setiap saat Bian akan selalu mencari keberadaan Carissa.     

Bahkan Carissa jadi bingung sendiri, dengan sikap suaminya yang benar benar sering berubah ubah seperti ABG labil.     

Siska naik ke atas tempat tidur, abangnya itu lalu mendekat ke arah Bian.     

"Mas Bian. Aku tuh lagi ngomong loh sama kamu, kenapa kamu diamkan aku kayak gini sih," ucap Siska kesal. Wanita itu terus berusaha, berbicara dengan abangnya namun, Bian tetap dengan pendiriannya tidak mau berbicara dengan Siska. Karena mulut besar adiknya itu, membuat dirinya harus berada di rumah sang Mama.     

Bukan karena Bian tidak suka berada di sana namun, karena waktu dirinya dan istrinya menjadi berkurang membuat Bian tidak suka berada di sini. Tapi adik nya tidak mengerti akan hal seperti itu, di pikirnya dengan memberitahu keadaannya sang Mama akan diam saja. Nyatanya sama sekali tidak ada hal seperti itu.     

"Mas. Ih sebel banget sih, orang aku gak sengaja loh Mas bilang sama Mama. Mas, kan tahu sendiri gimana Mama. Gak bisa denger ada hal aneh dikit tentang Mas, makanya Mama jadi khawatir kayak gini," bela Siska.     

Namun, Bian tetap dengan posisinya yang tidak mau berbicara dengan sang adik. Hingga suara seseorang membuat, Bian dan Siska menoleh ke arah pintu.     

"Loh ada Siska di sini. Pantesan mbak cari di kamar gak ada."     

"He he he he, iya mbak. Lagi mau ngobrol sama Mas Bian. Cuma suaminya mbak ini lagi ngambek, sampai gak mau bicara sama aku. Nih aku dari tadi di cuekin mulu sama dia," adu Siskan kepada Carissa. Mendengar ucapan tersebut, membuat Bian menatap tajam ke arah adiknya.     

Melihat hal itu membuat Carissa teringat akan, keluarganya di panti asuhan. Saat itu, Carissa sering kali melihat anak anak panti yang saling ngambek satu dengan lainnya karena berebut mainan. Namun, hal itu hanya sementara sebelum akhirnya semuanya berbaikan kembali.     

"Ya sudah kita turun makan siang ya. Aku udah masakin makanan kesukaan kamu Mas," ujar Carissa. Bian tersenyum, lalu meminta istrinya itu untuk bisa membantunya. Melihat hal itu membuat Siska langsung menyindir abangnya.     

"Udah mbak. Biarin aja, bisa kok Mas Bian jalan sendiri," ucap Siska.     

Mendengar ucapan itu membuat Bian melemparkan boneka kesayangan Caca, yang selalu ada di tempat tidur mereka. Mendapatkan serangan dari sang Abang, semakin membuat Siska senang. Hal itu membuat kepala Caca pusing, menyaksikan keduanya yang tidak bisa berhenti.     

***     

Setelah kericuhan sejenak, tadi di dalam kamar saat ini mereka semua sedang makan dengan tenang. Tak ada suara sedikit pun kecuali dentingan sendok dan garpu yang terdengar, sesekali Mama Ratih menatap ke arah anak dan menantunya itu yang sering curi curi pandang.     

Hal itu membuat, Mama Ratih bisa bernapas lega. Pernikahan Bian dan Carissa ini diharapkan bisa terus berlanjut hingga, Bian benar benar bisa mencintai Carissa dan melupakan Della.     

Bukan Mama Ratih kejam, atau tidak kasihan dengan Della. Tapi dirinya juga tidak mau memiliki menantu yang sulit diatur, memang sejak awal pernikahan Della dan Bian sudah di tentang. Hanya karena Bian bersikeras ingin menikahi Della, itulah kenapa jadi nya Mama Ratih menyetujui hubungan tersebut.     

"Caca masih kerja di kantornya Bian, Nak?" tanya Mama Ratih.     

"Masih Ma. Selagi, belum di pecat Mas Bian. Aku masih tetap sekretaris nya di sana, kecuali kalau aku udah di pecat," jawab Carissa.     

"Mas Bian di kantor galak gak Mbak. Soalnya ya, di rumah aja galak nya minta tolong. Apa lagi di kantor, mbak Caca kok bisa betah sih, kerja sama dengan orang kayak Mas Bian. Yang dingin kayak kanebo kering ini," ledek Siska.     

Mendekat ucapan itu yang keluar dari mulut adiknya bukan membuat Bian jengkel, tapi Bian hanya mendiamkan adiknya. Hal itu membuat, Siska kesal dengan apa yang dilakukan oleh abangnya, Siska geram guyonannya tidak dijawab oleh sang Abang.     

"Ma. Tuh lihat mas Bian," adu Siska.     

"Udah. Mama, kan ajak Carissa bicara kenapa jadi kalian ikutan. Sudah habiskan makanannya, jangan banyak ngobrol," ucap Mama Ratih.     

Mendengar ucapan tersebut, dari sang Mama membuat Bian mengejek Siska. Tanpa kesal terlihat jelas dari mata gadis itu.     

***     

Malam harinya, Carissa sedikit mual entah kenapa sejak tadi sore wanita itu tidak bisa mencium hal hal aneh, dirinya pasti langsung mual dan muntah. Seperti saat ini, Carissa sedang berada di dalam kamar Siska untuk meminjam hairdryer milik adik iparnya itu.     

Namun, saat masuk ke dalam kamar Siska yang tercium aroma lavender membuat Carissa langsung pusing dan mual. Melihat sang kakak ipar yang berlari menuju kamar mandi miliknya membuat Siska khawatir dengan kondisi yang terjadi kepada Carissa.     

"Mbak Caca kenapa? Kok muntah muntah kayak gini," ucap Siska dengan raut wajah paniknya.     

"Gak tahu. Kepala mbak pusing, sejak tadi sore sih udah mual dan muntah muntah terus, kayaknya asam lambung mbak kumat. Jadi nya, bikin mual kayak gini," jelas Carissa.     

Siska terdiam sejenak, wanita itu seperti memikirkan sesuatu. Siska lalu, berlari menuju kamarnya mengambil handphone dan memesan sesuatu. Carissa yang sudah lumayan dengan mualnya segera keluar dari dalam kamar mandi.     

"Kenapa kok, muka kamu kayak gitu," ucap Carissa.     

"Mbak udh telat datang bulan berapa lama?" tanya Siska.     

Mendengar hal itu membuat Carissa terdiam, wanita itu hampir lupa dengan sirkulasi datang bulanannya. Carissa jadi ingat jika terkahir kali saat tiga hari sebelum menikah hingga detik ini Carissa belum mendapatkan tamu bulanannya.     

"Siska ...,"     

"Aku hanya menduga mbak, cuma nanti kita cek dulu mbak. Siapa tahu memang ada ponakan aku di sini," ucap Siska.     

Tangan Carissa tiba tiba keringat dingin. Wanita itu takut apa yang sebenarnya terjadi tidak sesuai dengan keinginan. Sembari menunggu ojek online datang mengantar pesanannya, pikiran Carissa terbang kemana pun.     

Wanita itu memikirkan mengenai perjanjian, surat kontrak, ucapan Siska dan banyak hal membuat rasa mual itu kembali lagi.     

"Mbak ini, coba di tes dulu," suruh Siska.     

Carissa menatap ke arah adik iparnya itu, ada rona bahagia di mata Siska. Hal ini membuat Carissa tahu, dengan hasil yang akan keluar.     

###     

Hallo. Selamat membaca semoga terhibur ya, love you guys, sehat selalu buat kalian. Jangan lupa batu kuasa dan review ceritanya sebanyak banyaknya yaa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.